Sandy Bridge (Part I)
Baca-baca artikel di internet tentang teknologi terbaru, lalu tertarik untuk baca artikel yang berjudul "preview intel sandy bridge" di situs infokomputer.com, tanpa perubahan kata kita sadur artikelnya di blog ini.
Sandy Bridge adalah jembatan
teknologi prosesor ke masa depan. Pantas saja jika kami sebut begitu.
Pasalnya, Sandy Bridge adalah perubahan terbesar yang dilakukan Intel
sejak era Pentium 4.
Pada mikroarsitektur sebelumnya, Intel lebih banyak mengoptimasi
kinerja tiap komponen, tanpa mengubah cara kerja komponen tersebut.
Jika prosesor dianalogikan sebagai sebuah rumah, Intel cuma melakukan
renovasi terhadap rumah tersebut.
Namun di Sandy Bridge, Intel betul-betul membangun sebuah rumah baru. Seluruh komponen diperbarui, mulai dari branch predictor, out-of-order execution, sampai kerja memory subsystem.
Namun yang terpenting adalah Sandy Bridge adalah wujud sebenarnya dari fusion processor, alias prosesor yang menyatukan seluruh komponen prosesor ke dalam sekeping silikon.
Sebenarnya
Intel sudah melakukan kebijakan integrasi ini sejak 2 tahun lalu. Pada
generasi prosesor Bloomfield, mereka memasukkan memory controller. Pada Lynnfield, giliran PCI-E controller yang masuk. Puncaknya di era Clarkdale, ketika Intel chip grafis onboard.
Ada
satu catatan penting dari seluruh proses tersebut: seluruh komponen
sebenarnya masih terpisah dalam keping-keping silikon yang berbeda.
Nah, hal itulah yang Intel rombak di Sandy Bridge. Seluruh komponen di
dalam prosesor Sandy Bridge berada dalam sekeping silikon yang dibuat
dengan fabrikasi 32nm.

Masing-masing inti memiliki L2 cache sebesar 256KB. Kerja L2 cache dibantu dibantu cache level 3 (L3 cache)
yang jumlahnya sama dengan inti dengan ukuran bervariasi antara 3-8MB,
tergantung segmentasi. Sedangkan PCI Express, DMI, dan memory controller dan display interface berkumpul menjadi satu menjadi komponen yang disebut System Agent.
0 komentar:
Posting Komentar